Kamis, 19 Desember 2013

Maros sebagai penengah antara kerajaan gowa dan bone

Di jaman Marusu atau Maros menjadi daerah trans atau daerah persinggahan masyarakat kerajaan Gowa (Makassar) dan kerajaan Bone (Bugis) karna maros berada di pertengahan wilayah 2 kerajaan Makassar dan Bugis, maros juga enak untuk di singgahi oleh 2 kerajaan tersebut. Maros juga banyak terdapat latar belakang sejarah sebagai tempat petemuan dan maros juga di anggap daerah enak untuk di singgahi dalam bahasa daerahnya di sebut Pallantikang. Maros juga di jadikan sebagai tempat perindungan perdamaian oleh kerajaan gowa dan kerajaan bone yang di jaman itu saling berselisi satu sama lain, jaman itu pula Maros menjadi penengah oleh 2 kerajaan dalam perundingan tersebut muncullah yang namanya A'ngaru sebagai tanda perdamaian itu dan sebagai bukti adanya perdamaian oleh 2 kerajaan itu ada suatu kampung yang bernama palantikang di 2 wilayah yang berbeda. A'ngaru di artikan dalam bahasa Indonesia di kenal dengan istilah Mapasilia yang di usun oleh 2 kerajaan yang melakukan perundingan perdamaian, 2 kerajaan tersebut berjanji tidak akan melanggar perjanjian tersebut yang telah di sepakati dan maros-lah sebagai saksi dari perjanjian tersebut. Maros di jaman dulu seperti Gadis yang sangat di lirik oleh 2 kerajaan tersebu. Disitu pula ke 2 kerajaan tersebut sangat besar keinginannya untuk maros di jadikan kekuatannya, di situ awa

0 komentar:

Posting Komentar